Brand Activation


CYMERA_20141205_083824

Jika berbicara soal definisi “brand”, tak hanya yang berkaitan dengan nama, symbol, logo, kemasan, mascot, slogan dan sebagainya yang dapat embedakan suatu produk/ jasa dengan produk/ jasa lain yang sejenis. Brand atau disebut juga merek menurut Seth Godin (penulis, entrepreneur, marketer) adalah himpunan harapan, kenangan, cerita dan hubungan yang, bila digabungkan, menjelaskan keputusan konsumen untuk memilih satu produk atau layanan daripada merek yang lain. Oleh karena itu, jika berbicara pengertian brand menurut Seth Godin, maka dalam membangun suatu brand, pemasar memerlukan juga yang namanya “Brand Activation”.

Selain iklan, banyak merek yang melakukan brand activation. Komunikasi pemasaran tidak hanya dengan iklan convensional di media cetak maupun media massa. Iklan konvensional tersebut akan membantu mendorong kesadaran merek dan percobaan pembelian. Namun jika ingin lebih efektif mencapai pembelian ulang dan loyalitas, merek harus membangun hubungan emosional yang kuat dengan konsumen/ target audience. Hal ini melibatkan aktivasi merek yang akan memiliki dampak kuat pada emosi konsumen, menyentuh dan mencampuri keputusan pembelian mereka, pada saat yang tepat, di tempat yang tepat dan dengan cara yang paling sesuai dengan gaya hidup mereka. Dengan demikian, terbangun hubungan yang berarti antara merek dan konsumen/ target audience dalam jangka panjang.

Berbicara soal pengertian, Brand Activation dapat dibilang sebagai proses yang memungkinkan keterlibatan pelanggan dengan merek termasuk juga membangun hubungan emosional antara konsumen dan merek pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat dan dengan cara yang benar. Keterlibatan di sini memungkinkan adanya interaksi pemasaran antara konsumen dan merek. Dalam hal ini, konsumen dapat memahami merek secara lebih baik dan menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka (jangka panjang). Tujuannya mungkin bukan adanya pembelian saat ini, tapi membangun hubungan antara merek dan konsumen dalam jangka panjang. Dengan demikian, merek yang aktif menawarkan produk dan layanannya, akan memberikan posisi merek (brand positioning).

Namun, brand activation tidak hanya sekadar melibatkan konsumen melainkan membangun keterlibatan konsumen dengan pengalaman merek serta membuat merek tersebut aktif di benak konsumen; dalam arti bahwa kegiatan tersebut membawa merek seakan hidup. Karena itu, tujuan dari brand activation bukan sekadar mendapatkan publisitas dan penjualan saat itu juga. Seiring berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi termasuk di dalamnya pertumbuhan pesat media social, ini semakin menguatkan brand activation. Dalam hal ini, konsumen dapat beropini melalui pengalaman pribadi selama berinteraksi dengan merek dan diunggah di media sosialnya. Sehingga kini banyak program brand activation yang memanfaatkan media social seperti unggah foto selfie, berbagi cerita tentang pengalaman dengan merek, dan sebagainya.

Jpeg

Dengan adanya interaksi, maka brand activation merupakan aktifitas dua arah dimana sebuah brand hadir “bergerak” mendekati target audience. Sehingga banyak yang menyebutkan “brand activation: bringing brand to life”. Kira-kira seperti itulah maksudnya. Brand activation dapat diartikan sebagai salah satu bentuk promosi merek yang mendekatkan merek dengan pelanggan melalui berbagai aktivitas yang menarik perhatian pelanggan. Mengapa harus menarik? Tentu saja agar pesan tersampaikan dengan jelas.

Pada dasarnya, brand activation bertujuan untuk mencari makna yang terkandung dari sebuah merek secara lebih mendalam melalui berbagai macam kemungkinan. Dalam masyarakat masa kini, menawarkan merek dengan hanya mengandalkan pada fitur pada tingkatan fungsional atau emosional tidaklah cukup. Nilai riil sebuah merek adalah terletak pada peluang yang diciptakannya. Dalam konteks ini, kontribusi yang paling mendasar dari brand activation adalah dalam menciptakan kepercayaan antara pelanggan, masyarakat, dan merek. Kepercayaan adalah salah satu faktor kunci untuk menciptakan loyalitas antara konsumen dan merek. Dengan mengubah pengetahuan tentang merek ke dalam tindakan, terbangun kepercayaan konsumen terhadap merek sehingga komitmen untuk membeli menjadi lebih menjanjikan.

Peran Brand Activation dalam suatu program pemasaran antara lain:
• mengaktifkan permintaan terhadap merek atau penjualan.
• membangun hubungan emosional antara konsumen dan merek, sehingga memotivasi komitmen konsumen.
• membangun kepercayaan konsumen terhadap merek sehingga komitmen untuk membeli menjadi lebih menjanjikan.

Adapun keunggulan melakukan Brand Activation dibanding kegiatan pemasaran konvensional lainnya adalah:
• interaksi langsung antara merek dengan konsumen, yang membuat hubungan emosional keduanya menjadi erat
• Ketika hubungan erat, konsumen akan senang hati membeli produk bahkan mempromosikan produk tersebut kepada saudara, rekan dan kerabat.
• Karena dilakukan dengan suasana yang FUN dan SANTAI sehingga memudahkan brand menyampaikan pesan kepada konsumen.
• Dengan aktivitas yang mendekatkan merek dengan konsumen, diharapkan terbentuk awareness hingga loyalitas merek.
• Secara tidak langsung, Brand Activation mengarah pada soft selling
• Ketika brand strategi dilaksanakan, perusahaan hanya perlu mengarahkan agar bagaimana caranya pemasar dapat memberikan tawaran kepada konsumen.

salah satu brand activation yang dilakukan restoran korea Mujigae
salah satu brand activation yang dilakukan restoran korea Mujigae

Jika ada keunggulan, pastinya ada kelemahan. Beberapa kelemahan dalam melakukan brand activation antara lain dalam hal biaya. Biaya (Cost Per Contact) sangat tinggi. Karena program tersebut biasanya hanya diadakan pada lokasi tertentu sehingga jangkauannya yang relatif terbatas berbeda dengan iklan di televisi atau media cetak. Selain biaya, kekurangan daam Brand Activation ini adalah terkadang pemasar Salah Fokus. Keberhasilan fokus pada kemeriahan acara bukan menyampaikan pesan secara benar sehingga dapat menyebabkan konsumen salah dalam menangkap pesan.

Dalam Brand Activation, juga perlu dipersiapkan dengan matang tentang kesediaan produk, kualitas produk, dll. Jadi tak hanya divisi marketing yang bekerja, namun divisi lain seperti sales dan juga divisi distribusi turut andil dalam kesuksesan suatu Brand Activation. Karena Brand Activation, bisa menjadi Brand Deactivation jika dalam Brand Activation — mempromosikan barang yang out of stock sehingga menimbulkan persepsi negative di benak konsumen. Dan ini adalah pemborosan resources. Brand Deactivation seperti ini harus dimonitor secara ketat oleh pemilik brand.

klik here untuk panduan pembuatan proposal


Leave a Reply