Desain Kemasan


Artikel ini merupakan isi materi pelatihan “Membangun Brand Awareness Dan Keputusan Pembelian Masyarakat Akan Hasil Produksi Pertanian Melalui Kemasan”. Pelatihan yang merupakan salah satu program Pengabdian kepada Masyarakat Telkom University ini diadakan bagi  Inkubator Usaha Tani (IUT) di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada tanggal 20 Juli 2016. Inkubator Usaha Tani (IUT) BBPP Lembang saat ini menghasilkan berbagai produk olahan pertanian seperti stik wortel, dodol lidah buaya, kripik bayam, krupuk bawang, egg roll jagung, serbuk jeruk dan sebagainya. Produk yang ada sekarang memiliki unique selling proposition dan berpotensi untuk dikomersialisasikan. Akan tetapi, kemasan dan label yang digunakannya masih sederhana dan kurang memiliki nilai jual. Untuk itu, pelatihan produk kemasan diharap dapat meningkatkan brand awareness terhadap produk olahan hasil pertanian yang dihasilkan oleh Inkubator Usaha Tani (IUT).  Tak hanya bagi IUT, kemasan dibutuhkan pula bagi para pelaku usaha kecil terutama agar produk hasil olahan pertanian yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran. Dengan desain kemasan yang menarik, hal ini tentunya dapat membantu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

 

Kemasan

Pada mulanya, desain kemasan berawal dari kebutuhan manusia akan barang, dan sejak abad ke-8 SM, berbagai bahan alami contohnya daun, kulit pohon, kulit kerang dan anyaman rumput digunakan sebagai peti kemas penyimpanan barang. Sayur labu berongga menginspirasi bentuk botol kaca dan daun sebagai cikal bakal kantung kertas dan bungkus plastik. Kemasan dapat mencegah kerusakan kualitas makanan dan minuman yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan (Restuccia et al., dalam Han, 2013), dan berkontribusi untuk pengiriman yang efektif, penjualan, dan konsumsi. Fungsi utama dari pengemasan adalah untuk menjaga keawetan dan keamanan pengiriman produk makanan sampai dikonsumsi. Fungsi utama yang kedua dari pengemasan adalah pemasaran (Han, 2013).

Memahami faktor teknis desain kemasan, Klimchuk dan Krasovec (2007) beragumen bahwa ini merupakan isu penting bagi desainer saat ini. Mengapa? Mereka beragumen bahwa hal tersebut untuk menghindari menciptakan sesuatu yang tak dapat diproduksi atau tak sesuai dengan mesin-mesin produksi baru. Pemahaman yang mendalam tentang bahan kemasan, proses produksi, percetakan, pelabelan hingga pengiriman adalah penting. Menurut Keller (2013), kemasan merupakan salah satu dari unsure merek (brand elements). Dengan demikian, kemasan yang unik diharapkan akan meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap merek tersebut.

Kemasan Primer adalah kemasan yang bahan kemasannya langsung kontak dengan bahan pangan.

Contoh: Botol minuman, bungkus cokelat, bungkus kopi bubuk dan sebagainya.

Kemasan Sekunder adalah kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya.

Contoh: Kotak karton dan paper bag.

2.6 kemasan primer sekunder
kemasan primer dan sekunder

Fungsi kemasan

  • Menjaga produk agar tetap bersih
  • Memudahkan penakaran atau pembungkusan
  • Melindungi dari cuaca, dari kondisi basah atau kering
  • Memudahkan pengiriman serta transportasi
  • Membantu promosi dan penjualan

 

Peran kemasan

  • Melindungi produk
  • mengkomunikasikan produknya kepada calon pembeli
  • Membedakan dengan produk sejenis yang ada di pasaran

 

Bentuk dan Bahan

Bentuk dan Bahan Kemasan ditentukan oleh jenis produk  yang akan dilindunginya. Pertimbangan yang pertama adalah jenis produk yang dikemas. Apakah itu cairan, bubuk tepung, benda padat? Apakah produk tersebut empuk atau keras, tahan  atau tidak tahan panas atau cahaya? Pertimbangan selanjutnya adalah jenis kegunaan dari produk yang dikemas; apakah itu makanan, peralatan, mainan, kerajinan dan sebagainya. Pertimbangan lain yang tak kalah penting adalah jenis bahan kemasan, satuan ukurannya, cara pengiriman dan cara pemajangannya.

Kemasan dari kertas pada umumnya digunakan untuk mengemas produk-produk yang ringan, tidak memerlukan proteksi iklim, tekanan, transportasi dan langsung bisa digunakan. Kemasan yang sederhana dengan bentuk persegi empat mudah dibuat dan tidak memerlukan mesin potong khusus. Contoh : kemasan kentang goreng McDonald’s. Kemasan kertas ini cocok untuk usaha kecil.

Selain pertimbangan yang memperhatikan produk yang dikemas, faktor luar yang perlu diperhatikan juga adalah konsumen.  Desain Kemasan harus pula mempertimbangkan  siapakah konsumennya, di lingkungan mana produk tersebut akan bersaing? Pada harga jual berapa produk akan dijual?

 

PDP

Primary Design Panel atau Panel Display Utama terdapat pada bagian depan kemasan.  PDP merupakan area yang penting dalam aspek komunikasi visual dan strategi pemasaran. Elemen yang terdapat dalam PDP :

  • Simbol / Logo Merk
  • Nama Merk
  • Nama Produk
  • Komposisi
  • Berat Bersih, Informasi Nilai Gizi
  • Tanggal kadaluarsa, peringatan bahaya, aturan penggunaan
  • Barkode

 

Kerupuk_Keripik cs51-01

Kerupuk_Keripik cs51-02
Label kemasan (Desain Firdaus R. Amrullah, Foto Bawang: Rizky Yantami Arumsari)

REFERENSI

Klimchuk, M.R., dan Krasovec, S.A. (2007). Desain Kemasan: Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Muliia dari Konsep sampai Penjualan. Jakarta: Penerbit Erlangga

Keller, Kevin L., et.al. (2013). Strategic Brand Management. Pearson Education Limited

Han, Jung H. (2013). Innovations in Food Packaging. USA : Elsevier


Leave a Reply