Don’t find customers for your products,
Find products for your customers
Seth Godin
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk daya tarik, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang bisa memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk dalam lingkup pemasaran dapat berupa barang fisik seperti baju, sandal, telepon selular, sepeda motor dan sebagainya. Dapat pula berupa layanan/ jasa seperti maskapai penerbangan, perbankan, rumah makan, pendidikan/ kursus dan sejenisnya. Jasa adalah produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang dijual dan pada intinya tak berwujud. Produk dapat pula berupa outlet retail seperti supermarket, convenience store, factory outlet; maupun individu seperti tokoh politik, selebritis dan arsitek. Produk dapat berupa organisasi seperti yayasan, perusahaan, komunitas; maupun tempat termasuk tujuan wisata, kota, negara, atau bahkan ide seperti isu politik dan sosial.
Produk termasuk salah satu 4P (7P untuk jasa) marketing mix/ bauran pemasaran yang paling penting. Menurut Levitt (1980) dalam Kotler & Keller (2011), terdapat lima tingkatan produk sebagai berikut:
- Tingkatan manfaat inti: kebutuhan atau keinginan mendasar bahwa konsumen terpuaskan dengan mengkonsumsi produk atau jasa.
- Tingkatan produk dasar: versi dasar produk yang hanya berisi atribut-atribut atau karakteristik mutlak yang diperlukan tanpa fitur yang membedakan.
- Tingkatan produk yang diharapkan: merupakan satu set atribut atau karakteristik yang biasanya diharapkan pembeli ketika membeli produk.
- Tingkatan produk yang ditambahkan: meliputi produk tambahan, manfaat, atau jasa terkait yang membedakan produk dari pesaing. Kebanyakan produsen akan bersaing di tingkat ini, karena sebagian besar produsen dapat berhasil membangun produk yang memuaskan pada tingkat 3 (tingkat produk yang diharapkan).
- Tingkatan produk potensial: meliputi semua produk dan transformasi yang mungkin dijalankan di masa depan.
Kategori Produk
Produk konsumen—produk yang dibeli oleh konsumen akhir—biasanya digolongkan menurut kebiasaan belanja konsumen:
- Produk kebutuhan sehari-hari (convenience goods)
- sering dibeli, harganya tidak mahal dan keputusan membeli tidak memerlukan banyak pertimbangan atau berdasarkan kebiasaan saja.
- Barang Bahan Pokok / staples goods
sering dibeli rutin tanpa banyak pertimbangan yang umumnya merupakan barang kebutuhan sehari-hari seperti sembako, alat mandi. - Barang Dorongan Hati Sesaat / Impulse Goods
dibeli tanpa adanya perencanaan dan pertimbangan yang matang; contohnya coklat/ permen di kasir. - Barang Darurat dan Mendesak / Emergency Goods
dibeli ketika masa-masa kritis atau darurat seperti jasa tambal ban, mobil derek, dsb.
- Barang Bahan Pokok / staples goods
- sering dibeli, harganya tidak mahal dan keputusan membeli tidak memerlukan banyak pertimbangan atau berdasarkan kebiasaan saja.
- Produk belanja (shopping goods)
- butuh pertimbangan seperti dengan melakukan perbandingan dan pencarian informasi produk dari berbagai sumber.
- Homogenous
adalah barang yang pada dasarnya sama namun harga tiap toko beda sehingga konsumen mencari harga termurah seperti TV, Gadget, alat elektronik lainnya. - Heterogenous
adalah barang yang dianggap berbeda dan ingin melihat mutu dan kecocokan barang terlebih dahulu di mana ciri dan keunikan lebih berpengaruh dibandingkan dengan harga, sebagai contoh meubel, baju dan sepatu.
- Homogenous
- butuh pertimbangan seperti dengan melakukan perbandingan dan pencarian informasi produk dari berbagai sumber.
- Produk khusus (specialty goods)
- barang eksklusif, unik dan mahal yang hanya bisa dimiliki segelintir orang saja namun dicari orang seberapa pun harganya dan tempat belinya. Sebagai contoh peralatan fotografi, mobil mewah dan perhiasan.
- Produk tak dicari (unsought goods)
- Barang yang belum diinginkan dan tidak diketahui oleh konsumen potensial
- Baru adalah barang yang benar-benar baru sehingga tidak dikatahui konsumen seperti laptop dan ponsel yang akan dirilis.
- Rutin adalah barang yang selalu tidak dicari tetapi belum tentu tidak butuh seperti produk peti mati, batu nisan, dan lain sebagainya.
- Barang yang belum diinginkan dan tidak diketahui oleh konsumen potensial
Produk industri—dibeli untuk pemrosesan lebih jauh atau untuk digunakan dalam melaksanakan bisnis—meliputi:
- Bahan dan suku cadang
- Barang modal
- Persediaan
- Jasa
Product Mix (Bauran Produk)
Bauran produk merupakan strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk.
- Width/ Lebar: sejumlah lini produk berbeda yang ditawarkan perusahaan.
- Length/ Panjang: banyaknya jenis barang yang dibuat dalam lini produknya.
- Depth/ Kedalaman: sejumlah versi yang ditawarkan masing-masing produk dalam lini.
- Konsistensi: hubungan berbagai lini produk dalam pemakaian akhir, kebutuhan produksi, saluran distribusi, atau beberapa hal lain.
New Product Development
Ansoff (1965) membagi matriks untuk menganalisis arah strategis berbeda yang dapat dikejar suatu perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang pasar melalui tingkat perluasan produk/ pasar. Matriks ini kemudian dikenal dengan Ansoff Matrix:
- Penetrasi pasar; pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan penjualan produk saat ini untuk segmen pasar saat ini tanpa mengubah produk.
- Pengembangan pasar; pertumbuhan perusahaan dengan mengidentifikasi dan mengembangkan segmen pasar baru untuk produk perusahaan saat ini.
- Pengembangan produk; pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk dimodifikasi atau baru untuk segmen pasar saat ini.
- Diversifikasi; pertumbuhan perusahaan melalui memulai atau mengakuisisi bisnis di luar produk perusahaan saat ini dan pasar.
Produk perusahaan menghadapi rentang usia yang terbatas dan harus digantikan oleh produk yang lebih baru. Kunci bagi inovasi yang sukses terletak pada proses pengembangan produk baru yang sistematis. Ide produk baru dapat berasal dari internal berupa riset dan pengembangan resmi, ide dari karyawan mereka, dan mengadakan tukar pikiran dalam rapat. Ide dapat juga berasal dari sumber eksternal seperti survei kepuasan pelanggan, maupun informasi yang didapat dari distributor dan pemasok mengenai masalah konsumen dan kemungkinan ide produk baru. Adapun tahapannya sebagaimana diuraikan oleh Kotler & Armstrong (2012) adalah sebagai berikut:
Product Life Cycle
Masing-masing produk mempunyai siklus hidup yang terdiri dari lima tahap. Siklus dimulai dengan tahap pengembangan produk ketika perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru; berikut penjabarannya:
- Product development/ pengembangan produk dimulai ketika perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru. Selama pengembangan produk, penjualan adalah nol, dan biaya investasi perusahaan meningkat. Dalam tahap pengenalan, perusahaan harus memilih strategi peluncuran yang konsisten dengan positioning produk yang dimaksudkan
- Introduction/ perkenalan adalah periode pertumbuhan penjualan lambat sebagai produk diperkenalkan di pasar. Keuntungan dapat dikatakan nol bahkan minus di tahap ini karena biaya yang besar untuk pengenalan produk.
- Growth/ pertumbuhan adalah periode penerimaan pasar yang cepat dan keuntungan meningkat (terlihat dari kurva yang menaik tajam).
- Maturity/ kematangan : periode perlambatan pertumbuhan penjualan karena produk telah mencapai penerimaan oleh sebagian besar pembeli potensial. Keuntungan menurun karena dibutuhkan peningkatan pengeluaran pemasaran untuk mempertahankan produk dalam industri yang kompetitif.
- Decline/ penurunan adalah periode ketika penjualan jatuh dan keuntungan menurun drastis. Tugas perusahaan selama tahap decline adalah mengenali penurunan dan memutuskan apakah perusahaan harus mempertahankan produk, memanen keuntungan, atau menyingkirkan produk.
Dari chart di atas dapat terlihat kondisi penjualan dan profit/ laba pada masing-masing tahapan siklus hidup produk. Kotak ungu di bagian atas menunjukkan tipe pembeli/ konsumen ada masing tahapan, sedangkan kotak hijau pada bagian bawah menunjukkan tujuan komunikasi tiap tahapan.
Diskusi
Sebuah produk memiliki siklus hidup karena produk memiliki umur yang terbatas, penjualannya melewati berbagai tahapan dengan masalah yang berbeda, laba naik turun dalam berbagai tahap sehingga produk memerlukan strategi pemasaran yang berbeda dalam tiap tahapan siklus hidupnya.
Dapatkah Anda menyebutkan tahapan Product Life Cycle untuk type smartphone/ gadget yang dikeluarkan Samsung? Type apa saja yang sedang berada di tahap introduction? Type apa yang sudah decline? dst…
Referensi
Ansoff, I., 1965. Corporate Strategy. New York: McGraw-Hill
Kotler, P., Armstrong, G., 2012. Prinsiples of Marketing. NJ: Prentice Hall
Levitt, Theodore., 1980. “Marketing Success Through Differentiation—of Anything,” Harvard Business Review (January–February): 83–91 dalam Koter, P., dan Keller, K. 2011. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall
2 responses to “Produk | Marketing Mix”
Fila Millatina W
1601144194
MD38-C_D
Menurut saya, ketika tahap Product Development, profit dan sales produknya msh baru mulai jadi masih belum ada peningkatan ataupun prnurunan, mgkn buat type Samsung Galaxy untuk Android baru. Kalo decline itu Samsung yang OSnya bukan lagi Android, tapi mereka masih mempertahankannya karena masih ada yang mrmbutuhkan smartphone yang untuk konsumen yg butuh cuman buat sms dan telepon. Kalo buat tahap pengenalan, jelas sekali type Samsung Galaxy S7 sama S7 edge msh mengalami profits rendah akibat sales. Untuk Growth, Samsung galaxy tab s2. sedangkan Maturity semua Samsung Galaxy yang OS Androidnya masih Ice Cream Sandwich,Jellybean, KitKat
Product Life cycle Samsung
1. Product development
Pada hp merek Samsung mengalami product development atau pengembangan produk yaitu hp Samsung dengan type Galaxy S 6 yang mengupgrade android dengan versi lollipop yang sebelumnya Samsung Galaxy S 5 memiliki versi android KitKat. Dengan mengeluarkan produk baru dan spesifikasi android versi baru.
2. Introduction
Perusahaan Samsung selalu mengeluarkan dan menginovasikan hp dengan tipe tipe dan viture yang berbeda. Baru-baru ini Samsung mengeluarkan hp dengan tipe Galaxy Alpha yang baru saja diluncurkan dan diperkenalkan. Galaxy Alpha ini sedang diperkenalkan perusahaan Samsung dengan produk tipe terbaru dari Samsung.
3. Growth
Hp Samsung mengalami pertumbuhan pada merek dan tipe Samsung Galaxy 6 EDGE, pada tipe ini Samsung melakukan pembaharuan dari tipe-tipe Samsung Galaxy sebelumnya seperti Galaxy S4 dan S5, dengan munculnya Samsung Galaxy S6 EDGE ini Samsung mendapatkan keuntungan yang cukup besar karena daya beli pada tipe ini sangat tinggi.
4. Maturity
Proses ini HP Samsung mengalami proses kematangan seperti Samsung dengan tipe Note 5 walaupun perusahaan Samsung telah melakukan pembaharuan tipenya namun daya jualnya rendah karena bersaing dengan tipe hp Samsung lainnya.
5. Decline
Seiring dengan perkembangan jaman dan banyaknya permintaan hp dengan fiture canggih beberapa hp sudah tidak lagi di produksi karena telah mengalami penurunan pembelian produk. Seperti contohnya Samsung Galaxy Pocket yang sudah tidak diproduksi lagi karena penurunan permintaan yang drastic sehingga pihak perusahaan Samsung menyetop produksi hp dengan tipe ini.